Malam Jumat kemarin yang bukan Malam Jumat Kliwon, saya diundang untuk makan pizza di Ervik, sebuah daerah di pinggiran Harstad oleh teman saya dari Italia, Vale. Bersama, teman saya juga yang lain dari Chile, Sylvana dan Barbara dari Jerman, serta dua orang teman sekelas Vale dan Barbara, Solveig dan Ingvild (kalau tidak salah, saya agak lupa nama yang satunya) kami menghabiskan malam Jumat kami.
Perbincangan mulai dari keseharian kami, pengalaman sekolah disini hingga politik dan agama, semuanya dibahas tuntas dan aktual. Sangat menyenangkan.
Solveig, yang duduk di kelas 1 (setara 2 SMA, saya sendiri sekarang masuk di kelas 2 atau setara 3 SMA) menceritakan mengenai pekerjaanya yang super cool itu. Dia adalah seorang penjaga sebuah toko olahraga, di Indonesia semacam Planet Sports dan teman-temannya. Dia kerja setiap minggu selama kurang lebih 16 jam. Dan tebak berapa penghasilannya selama satu bulan! Sekitar 10,000 kr, kalikan saja dengan Rp 1,600, 16 juta, bukan? Kalau dia ambil jam 'lembur' dia bisa mendapatkan lebih banyak lagi. Saya bilang ke dia, di negara saya first-time fresh graduate worker aja kebanyakan belum tentu bisa mendapatkan sebesar itu. Tapi well oh well, harus diakui Norwegia memang negara kaya raya. Human Development Indexnya saja peringkat 2, sebanding dengan Islandia secara angka hanya berbeda tipis dalam hal kesetaraan jender dan ekonomi. Tetapi saya rasa tidak lagi secara ekonomi, karena Islandia terkena dampak krisis global lebih dahsyat daripada Norwegia yang hanya sedikit kesemprot saja.
Meskipun begitu ada suatu hal yang membuat saya semakin sedih, semakin saya merasakan kekayaan negara dimana saya berada sekarang, semakin saya memikirkan betapa banyaknya SDA kita yang diambil alih pihak asing. Norwegia kaya raya, mostly karena minyak dan gas alam mereka. Indonesia juga sebenarnya tidak kalah, hanya sayang, hampir semua kekayaan kita 'diambil' oleh perusahaan-perusahaan asing. Sedih. Bayangkan apabila SDA-SDA kita didominasi pihak dalam negeri, betapa kaya rayanya Indonesia jadinya? Mungkin akan setara dengan Norwegia, apabila kita bisa mengatur keuangan negara dengan baik juga.
Oh ya perlu diketahui disini pemerintahnya is very well taking care of the money, mereka tahu bahwa minyak mereka suatu hari nanti akan habis. Jadi do you know what they are investing on now? Education, yes, pendidikan, mereka memiliki investasi yang besar dalam bidang pendidikan. Sampai hal perintil-perintilnya pun diurusi oleh pemerintah. Contohnya, untuk sekolah setara SD hingga SMP setiap minggu murid-muridnya harus mengkonsumsi buah. Tujuannya supaya gula darah mereka meningkat, sehingga bisa berkonsentrasi dan berpikir secara lebih baik lagi. Itulah kata Solveig dan Ingvild. Menarik, bukan? Indonesia juga bisa kok, beberapa tahun lagi, asal generasi kita mau berusaha :-D
Tetapi masih ada satu hal lagi yang buat saya sedih. Jadi begini ceritanya, suatu malam, minggu lalu saya pergi ke mal yang kecil mungil itu bersama Vale dan Marte. Kami menemani Vale membeli baju olahraga, kami pun pergi ke toko dimana Solveig bekerja. Disana saya melihat sebuah celana olahraga dengan merek **** yang memang sedang in disini. Celana itu Made in Indonesia, senang sih awalnya tahu bahwa produk buatan Indonesia 'gak' kalah sama produk buatan negara lain. Tetapi setelah saya melihat harganya..... 600 kr, atau sekitar 1 juta rupiah(bahannya juga bahan kaos biasa). Saya bilang ke teman saya sesaat setalah menghabiskan pizza saya, bahwa satu bulan gaji buruh yang membuat celana itu saja tidak sampai 600 kr. Bayangkan berapa banyak 'keuntungan' yang perusahaan tersebut ambil dan pihak-pihak lainnya. Dan betapa masih banyak buruh di negara kita (dan mungkin negara berkembang lainnya) yang masih 'dibayar' secara kurang pantas?
Saya jadi teringat beberapa bulan yang lalu saya dan sekolah saya di Jakarta sempat 'berwisata' ke sebuah pabrik, tidak sampai seharian saja saya sudah tidak bisa membayangkan bagaimana lelah dan capeknya menjadi seorang buruh harus berpanas-panasan di ruangan yang minim akan udara segar dan melakukan hal yang kurang lebih sama selama berhari-hari, bahkan bertahun-tahun....
Tetapi itulah fakta, dan yang kita harus lakukan sekarang adalah memikirkan dan melakukan perubahan demi perubahan yang positif, dimulai dari hari ini! Jadi ingat se'hopeless' apapun atau sesedih apapun kalian sekarang di tempat masing-masing, semangat ya, kita di tempat kita masing-masing punya tujuan yang bukan hanya untuk kita aja lho. Jadi jangan kecewakan orang-orang dan pihak-pihak yang sudah menaruh harapannya ke kita :-D I know and I believe we'll make a wonderful year ahead.
Salam sayang dari sebuah tempat yang selama seminggu ini suhu rata-ratanya 10 derajat celcius.